Sudah barang umum kalo misalnya di dalam kelas terjadi aktifitas, tentunya aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran. Banyak guru mengabaikan hal ini, mungkin dikarenakan mereka hanya mengejar target kurikulum, yang penting "nilai", yang penting "hasil", bukan prosesnya. Simpelnya, "nilai/hasil/produk" sangat mudah di ukur. Dengan mendapat nilai yang tinggi maka dapat dikatakan bahwa siswa "berhasil". Tentu saja, nilai merupakan hal yang real untuk menentukan berhasil tidaknya seorang siswa dalam aktivitas belajarnya, tapi jangan salah, bisa saja mereka akan menjadi lupa materi apa yang kita ajarkan kepada mereka ketika materi baru telah kita ajarkan kepada mereka. Hal ini menyangkut satu kata yang sangat penting yaitu "MAKNA". Belajar tanpa makna membuat mereka mudah lupa. Nah sebelumnya kita akan mencari tahu Macam-macam keaktifan belajar yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah, yaitu antara lain: (1) Visual Activities, seperti: membaca, memperhatikan gambar, memperhatikan demonstrasi orang lain, (2) Oral Activities, seperti: mengatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi interupsi, (3) Listening Activities, seperti: mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, pidato, (4) Writing Activities, seperti: menulis: kritera, karangan, laporan, tes, angket, menyalin, (5) Drawing Activities, seperti: membuat grafik, peta, diagram, (6) Motor Activities, seperti: melakukan percobaan, membuat konstruksi model, mereparasi, (7) Mental Activities, seperti: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan, (8) Emotional Activities, seperti: menaruh minat, merasa bosan, berani, gembira, gugup, senang (Sardiman A.M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press).
Menurut Soemanto (2003: 107, Soemanto, Wasty. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta), macam-macam keaktifan belajar yang dapat dilakukan oleh siswa dalam beberapa situasi, yaitu:
(1) mendengarkan, (2) memandang, (3) meraba, mencium, dan mencicipi, (4) menulis atau mencatat, (5) membaca, (6) membuat ringkasan, (7) mengamati tabel, diagram, dan bagan, (8) menyusun kertas kerja, (9) mengingat, (10) berpikir, (11) latihan atau praktekKeaktifan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap daya ingat siswa. Sedangkan menurut Dewey seperti dikutip oleh Martinis (2007: 82) “Keinginan siswa akan hal-hal yang belum diketahuinya mendorong keterlibatan siswa secara aktif dalam suatu proses pembelajaran”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang belum diketahui siswa dapat mendorong siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan semakin banyak kegiatan aktif siswa dalam pembelajaran maka semakin besar daya ingat siswa dalam menyerap materi pembelajaran.
Nah, hal ini jelas sudah, bahwa semakin mereka melakukan aktifitas belajarnya, maka pembelajaran akan semakin kuat merekat diingatannya.
Sekian, Semoga bermanfaat . . .
ADMIN #2
0 Komentar
Harap jangan berkomentar yang bersifat spam, yang berbau sara, kata-kata kotor, atau yang bersifat nada keras atau komentar Anda akan kami HAPUS.