A. Implikasi Makna Pendidikan Multikultural, Sejarah dan Karakteristik Problematika Multikultural terhadap Pengembangan Pendidikan Multikultural di Indonesia.
1. Makna Pendidikan Multikultural dan implikasinya Terhadap Pengembangan Pendidikan multicultural.
a. Pendidikan Multikultural
Pendidikan Multikultural sebagai ide adalah suatu filsafat yang menekankan legitimasi, vitalitas dan pentingnya keragaman kelas social, entnis dan ras, gender, anak yang berkebutuhan khusus, agama, bahasa, dan usia dalam membentuk kehidupan individu, kelompok, dan bangsa. Sebagai sebuah ide, maka Pendidikan Multikultural ini harus mengenalkan pengetahuan tentang berbagai kelompok dan organisasi yang menentang penindasan dan eksploitasi dengan mempelajari hasil karya dan ide yang mendasari karyanya ( Sizemore,1981).
Implikasinya terhadap pengembangan Pendidikan Multikultural adalah pemasukan bahan ajar yang berisi ide dari berbagai kelompok budaya. Pendidikan memang mengajarkan nilai-nilai budayanya sendiri namun selain itu juga perpekstif dan budaya orang lain diwilayah orang lain diseluruh dunia. Hal ini dapat membuat siswa “melek budaya” (cultural literacy) yang mampu melihat berbagai sudut pandang budaya yang pernah hidup diberbagai belahan dunia.
b. Pendidikan Multikultural sebagai gerakan reformasi pendidikan.
Pendidikan multikultural dapat dipandang sebagai suatu gerakan reformasi yang mengubah semua komponen kegiatan pendidikan. Yaitu :
1. nilai-nilai yang mendasari
2. aturan procedural
3. kurikulum
4. bahan ajar
5. Struktur organisasi
6. pola kebijakan
Nilai-nilai yang mendasari , aturan procedural , kurikulum, bahan ajar, stuktur organisasi, pola kebijakan pendidikan perlu dirombak agar mencerminkan budaya Indonesia yang pluralistik. Pendidikan Multikultural juga dipandang sebagai suatu pendekatan belajar dan mengajar yang didasarkan pada nilai- nilai demokratis yang mengedepankan pluralism budaya, dalam bentuknya yang paling komperhensif.
c. Pendidikan Multikultural sebagai proses
Pendidikan Multikultural merupakan suatu proses yang terus menerus yang membutuhkan invests waktu jangka panjang disamping aksi yang terencana dan dimonitor secara hati-hati (Banks & Banks,1993). Dari ASCD Komisi Pendidikan Multikultural ( Di dalam Grant, 1997b:3) ada beberapa ide utama yang bias kita ambil :
Nieto (1992) memandang Pendidikan Multikultural terkain dengan :
1. reformasi sekolah dan pendidikan dasar yang kompehensif untuk semua siswa.
2. penentangan terhadap semua bentuk diskriminatif ,
3. penyerapan pelajaran dan hubungan interpersonal di kelas, dan
4. penonjolan prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan sosial.
Menurut Bannet definisi Pendidikan Multikultural mencakup dimensi :
1. gerakan persamaan ( yang dalam konsep Banks disebut gerakan reformasi pendidikan)
2. pendekatan multicultural.
3. proses menjadi multicultural.
4. komitmen memerangi prasangka dan diskriminasi.
2. Sejarah Pendidikan Multikultural dan Implikasi Terhadap Pengembangan Pendidikan Multikultural.
Pendidikan Multikultural timbul dari munculnya gerakan hak-hak sipil di Amerika tahun 1960-an yang mulai menyadari dan menuntut hak yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tujuan utamanya menghilangkan diskriminasi dalam akomodasi umum, perumahan, tenaga kerja, dan pendidikan. Gerakan hak-hak sipil ini berimplikasi terhadap ;
3. Karakteristik Problematika Multikultural Indonesia dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Multikultural
Faktor-faktor yang melatarbelakangi semua pertikaian di tanah air selama ini disebabkan oleh :
1. Kuatnya prasangka, etnosentrisme, stereotip dan diskriminatif antar kelompok.
2. Merosotnya rasa kebersamaan dan peraturan dan saling pengertian.
3. Aktivitas politis identitas kelompok/daerah di dalam era reformasi.
4. Tekanan social ekonomi.
Ada tiga kelompok pemikiran yang biasa berkembang di Indonesia dalam menyikapi konflik yang sering muncul. Pertama, pandangan kaum primordialis. Kelompok ini menganggap perbedaan – perbedaan yang berasal dari ikatan primordial seperti suku, ras, agama, dan antar golongan merupakan sumber utama lahirnya benturan-benturan kepentingan. Kedua, pandangan kaum intrumentalis. Menurut mereka, suku, agama dan identitas yang lain dianggap sebagai alat saja, yang digunakan individuatau kelompok tertentu untuk mengejar tujuan yang lebih besar, baik dalam bentuk meteriil maupun non-materiil. Ketiga, kaum Kontruktivis, yang beranggapan bahwa identitas kelompok tidak bersifat kaku, sebagaimana yang dibayangkan kaum primordialis. Bagi mereka, persamaan adalah anugrah dan perbedaan adalah berkah. Diantara ketiganya, kelompok ketiga ini yang berfikir positif tentang kondisi multicultural Indonesia.
B. Prinsip Pengembangan Pendidikan Multikultural di Indonesia
1. Bentuk Pengembangan Pendidikan Multikultural di Indonesia
Pengembangan Pendidikan Multikultural di Indonesia dapat berbentuk ;
2. Asas-asas dalam Pendidikan Multikultural di Indonesia.
3. Tiga Prinsip Penyusunan Program dalam Pendidikan Multikultural.
Tes Formatif
1. Pendidikan Multikultural sebagai ide berimplikasi pada…..
a. penambahan bahan ajar
b. pengubahan semua komponen kegiatan pendidikan
c. program studi
d. aksi yang terencana secara terus menerus dan membutuhkan investasi waktu jangka panjang.
2. Pendidikan Multikultural sebagai proses berimplikasi pada . . .
a. penambahan bahan ajar
b. pengubahan semua komponen kegiatan pendidikan
c. program studi
d. aksi yang terencana secara terus menerus dan membutuhkan investasi waktu jangka panjang.
3. ASCD Komisi Pendidikan Multikultural menegaskan bahwa Pendidikan Multikultural berhubungan dengan ….
a. Konsep humanistic, kualitas pendidikan, pemenuhan budaya siswa, masyarakat pluiralistik sebagai kekuatan positif dan pemahaman masyarakat global.
b. Kebijakan dan praktik yang menunjukkan penghormatan terhadap keragaman budaya melalui filsafat pendidikan, komposisi dan hierarki staf, materi pembelajaran, dan prosedur evaluasi
c. Reformasi sekolah dan reformasi pendidikan dasar yang komperhensif.
d. Gerakan persamaan, pendekatan multicultural, proses menjadi multicultural, dan komitmen memerangi prasangka dan diskrimninasi.
4. Nietro berpandangan bahwa Pendidikan Multikultural berhubungan dengan …
a. Konsep humanistic, kualitas pendidikan, pemenuhan budaya siswa, masyarakat pluralistic, sebagai kekuatan positif dan pemahaman masyarakat global.
b. Kebijakan dan praktik yang menunjukkan penghormatan terhadap keragaman budaya melalui filsafat pendidikan, komposisi dan hierarki staf, materi pembelajaran, dan prosedur evaluasi
c. Reformasi sekolah dan reformasi pendidikan dasar yang komperhensif.
d. Gerakan persamaan, pendekatan multicultural, proses menjadi multicultural, dan komitmen memerangi prasangka dan diskrimninasi.
5. Kelonmpok yang berpandangan positif yang menganggap etnis sebagai sumber kekayaan untuk saling mengenal dan memperkaya budaya adalah . . .
a. Pandangan primordialis
b. Pandangan kaum instrumentalis
c. Kaum konstruktifis
d. Pandangan kaum reformis
6. Langkah pertama yang dapat dilakukan untuk pengembangan Pendidikn Multikultural di Indonesia adalah . ..
a. Total kurikulum
b. Penambahan bahan ajar
c. Mata pelajaran khusus Pendidikan Multikultural
d. Pembenahan struktur organisasi
7. Yang bukan termasuk dalam asas-asas Pendidikan Multikultural adalah …
a. Asas persatuan dalam perbedaan
b. Asas perbedaan dalam persatuan
c. Kesejahteraan, keselarasan, dan keseimbangan
d. Keadilan social dan kemakmuran
8. Yang tidak termasuk prinsip yang digunakan dalam menyusun program Pendidikan Multikultural adalah …
a. Pedagogik kesetaraan
b. Manusia yang berbudaya
c. Globalisasi budaya
d. Global village
9. Asas yang menekankan keragaman dalam budaya yang menyatu dalam wilyah Negara Indonesia adalah . .
a. Asas Kesejahteraan, keselarasan, dan keseimbangan
b. Asas kesederajatan
c. Asas Bhineka tunggal Ika
d. Asas wawasan Nasional/kebangsaan
10. Faktor-faktor yang melatarbelakangi pertikaian di tanah air Indonesia, kecuali . . .
a. Tekanan social ekonomi
b. Kesadaran Multikultural
c. Merosotnya rasa kebersamaan dan persatuan
d. Kuatnya prasangkan, stereotif, dan diskriminatif antar kelompok
1. Makna Pendidikan Multikultural dan implikasinya Terhadap Pengembangan Pendidikan multicultural.
a. Pendidikan Multikultural
Pendidikan Multikultural sebagai ide adalah suatu filsafat yang menekankan legitimasi, vitalitas dan pentingnya keragaman kelas social, entnis dan ras, gender, anak yang berkebutuhan khusus, agama, bahasa, dan usia dalam membentuk kehidupan individu, kelompok, dan bangsa. Sebagai sebuah ide, maka Pendidikan Multikultural ini harus mengenalkan pengetahuan tentang berbagai kelompok dan organisasi yang menentang penindasan dan eksploitasi dengan mempelajari hasil karya dan ide yang mendasari karyanya ( Sizemore,1981).
Implikasinya terhadap pengembangan Pendidikan Multikultural adalah pemasukan bahan ajar yang berisi ide dari berbagai kelompok budaya. Pendidikan memang mengajarkan nilai-nilai budayanya sendiri namun selain itu juga perpekstif dan budaya orang lain diwilayah orang lain diseluruh dunia. Hal ini dapat membuat siswa “melek budaya” (cultural literacy) yang mampu melihat berbagai sudut pandang budaya yang pernah hidup diberbagai belahan dunia.
b. Pendidikan Multikultural sebagai gerakan reformasi pendidikan.
Pendidikan multikultural dapat dipandang sebagai suatu gerakan reformasi yang mengubah semua komponen kegiatan pendidikan. Yaitu :
1. nilai-nilai yang mendasari
2. aturan procedural
3. kurikulum
4. bahan ajar
5. Struktur organisasi
6. pola kebijakan
Nilai-nilai yang mendasari , aturan procedural , kurikulum, bahan ajar, stuktur organisasi, pola kebijakan pendidikan perlu dirombak agar mencerminkan budaya Indonesia yang pluralistik. Pendidikan Multikultural juga dipandang sebagai suatu pendekatan belajar dan mengajar yang didasarkan pada nilai- nilai demokratis yang mengedepankan pluralism budaya, dalam bentuknya yang paling komperhensif.
c. Pendidikan Multikultural sebagai proses
Pendidikan Multikultural merupakan suatu proses yang terus menerus yang membutuhkan invests waktu jangka panjang disamping aksi yang terencana dan dimonitor secara hati-hati (Banks & Banks,1993). Dari ASCD Komisi Pendidikan Multikultural ( Di dalam Grant, 1997b:3) ada beberapa ide utama yang bias kita ambil :
1. Pendidikan Multikultural berhubungan dengan konsep humanistic. Konsep yang didasarkan pada kekuatan dari keragaman , HAM , keadilan sosial dan gaya hidup.
2. Pendidikan Multikultural mengarah pada pencapaian pendidikan yang berkualitas.
3. Melibatkan segala upaya untuk memenuhi seluruh budaya siswa.
4. Memandang masyarakat pluralistic sebagai kekuatan positif
5. Perbedaan adalah wahana memahami masyarakat global.
Nieto (1992) memandang Pendidikan Multikultural terkain dengan :
1. reformasi sekolah dan pendidikan dasar yang kompehensif untuk semua siswa.
2. penentangan terhadap semua bentuk diskriminatif ,
3. penyerapan pelajaran dan hubungan interpersonal di kelas, dan
4. penonjolan prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan sosial.
Menurut Bannet definisi Pendidikan Multikultural mencakup dimensi :
1. gerakan persamaan ( yang dalam konsep Banks disebut gerakan reformasi pendidikan)
2. pendekatan multicultural.
3. proses menjadi multicultural.
4. komitmen memerangi prasangka dan diskriminasi.
2. Sejarah Pendidikan Multikultural dan Implikasi Terhadap Pengembangan Pendidikan Multikultural.
Pendidikan Multikultural timbul dari munculnya gerakan hak-hak sipil di Amerika tahun 1960-an yang mulai menyadari dan menuntut hak yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tujuan utamanya menghilangkan diskriminasi dalam akomodasi umum, perumahan, tenaga kerja, dan pendidikan. Gerakan hak-hak sipil ini berimplikasi terhadap ;
a. Berdirinya lembaga pendidikan bagi kelompok etnis.
b. Reformasi kurikulum.
c. Kenaikan upah bagi guru dan administrator sekolah kulit hitam dan berwarna lain.
d. Adanya control masyarakat terhadap sekolah.
e. Revisi buku teks agar merefleksikan keberagaman orang di AS.
3. Karakteristik Problematika Multikultural Indonesia dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan Multikultural
Faktor-faktor yang melatarbelakangi semua pertikaian di tanah air selama ini disebabkan oleh :
1. Kuatnya prasangka, etnosentrisme, stereotip dan diskriminatif antar kelompok.
2. Merosotnya rasa kebersamaan dan peraturan dan saling pengertian.
3. Aktivitas politis identitas kelompok/daerah di dalam era reformasi.
4. Tekanan social ekonomi.
Ada tiga kelompok pemikiran yang biasa berkembang di Indonesia dalam menyikapi konflik yang sering muncul. Pertama, pandangan kaum primordialis. Kelompok ini menganggap perbedaan – perbedaan yang berasal dari ikatan primordial seperti suku, ras, agama, dan antar golongan merupakan sumber utama lahirnya benturan-benturan kepentingan. Kedua, pandangan kaum intrumentalis. Menurut mereka, suku, agama dan identitas yang lain dianggap sebagai alat saja, yang digunakan individuatau kelompok tertentu untuk mengejar tujuan yang lebih besar, baik dalam bentuk meteriil maupun non-materiil. Ketiga, kaum Kontruktivis, yang beranggapan bahwa identitas kelompok tidak bersifat kaku, sebagaimana yang dibayangkan kaum primordialis. Bagi mereka, persamaan adalah anugrah dan perbedaan adalah berkah. Diantara ketiganya, kelompok ketiga ini yang berfikir positif tentang kondisi multicultural Indonesia.
B. Prinsip Pengembangan Pendidikan Multikultural di Indonesia
1. Bentuk Pengembangan Pendidikan Multikultural di Indonesia
Pengembangan Pendidikan Multikultural di Indonesia dapat berbentuk ;
1. Penambahan materi multicultural
2. Berbentuk bidang studi atau mata pelajaran yang bersifat sendiri
3. Berbentuk program dan praktik terencana.
4. Pada wilayah kerja sekolah, Pendidikan Multikultural berarti (1) suatu kurikulum yang berhubungan dengan pengalaman kerja etnis, program pengalaman Multikultural, dan total school reform.
5. Gerakan persamaan.
6. Proses.
2. Asas-asas dalam Pendidikan Multikultural di Indonesia.
a. Asas wawasan Nasional/kebangsaan ( persatuan dalam perbedaan). Asas ini didasarkan pada konsep kenasionalan/kebangsaan.
b. Asas Bhineka Tunggal Ika (perbedaan dalam persatuan ). Konsep ini menekankan keragaman dalam budaya yang menyatudalam wilayah Negara kita.
c. Asas kesederajatan. Indonesia yang menghormati asas ini. Semua budaya dipandang sederajat, diakui dan dikembangkan dalam keseteraan.
d. Asas selaras, serasi dan seimbang. Semua budaya dikembangkan selaras dengan perkembangan masing-masing.
3. Tiga Prinsip Penyusunan Program dalam Pendidikan Multikultural.
1. Pendidikan Multikultural didasarkan pada pedagogik baru yaitu pedagogic yang berdasarkan kesetaraan manusia (equity pedagogy).
2. Pendidikan Multikultural ditujukan pada terwujudnya manusia yang berbudaya.
3. Prinsip globalisasi budaya.
Tes Formatif
1. Pendidikan Multikultural sebagai ide berimplikasi pada…..
a. penambahan bahan ajar
b. pengubahan semua komponen kegiatan pendidikan
c. program studi
d. aksi yang terencana secara terus menerus dan membutuhkan investasi waktu jangka panjang.
2. Pendidikan Multikultural sebagai proses berimplikasi pada . . .
a. penambahan bahan ajar
b. pengubahan semua komponen kegiatan pendidikan
c. program studi
d. aksi yang terencana secara terus menerus dan membutuhkan investasi waktu jangka panjang.
3. ASCD Komisi Pendidikan Multikultural menegaskan bahwa Pendidikan Multikultural berhubungan dengan ….
a. Konsep humanistic, kualitas pendidikan, pemenuhan budaya siswa, masyarakat pluiralistik sebagai kekuatan positif dan pemahaman masyarakat global.
b. Kebijakan dan praktik yang menunjukkan penghormatan terhadap keragaman budaya melalui filsafat pendidikan, komposisi dan hierarki staf, materi pembelajaran, dan prosedur evaluasi
c. Reformasi sekolah dan reformasi pendidikan dasar yang komperhensif.
d. Gerakan persamaan, pendekatan multicultural, proses menjadi multicultural, dan komitmen memerangi prasangka dan diskrimninasi.
4. Nietro berpandangan bahwa Pendidikan Multikultural berhubungan dengan …
a. Konsep humanistic, kualitas pendidikan, pemenuhan budaya siswa, masyarakat pluralistic, sebagai kekuatan positif dan pemahaman masyarakat global.
b. Kebijakan dan praktik yang menunjukkan penghormatan terhadap keragaman budaya melalui filsafat pendidikan, komposisi dan hierarki staf, materi pembelajaran, dan prosedur evaluasi
c. Reformasi sekolah dan reformasi pendidikan dasar yang komperhensif.
d. Gerakan persamaan, pendekatan multicultural, proses menjadi multicultural, dan komitmen memerangi prasangka dan diskrimninasi.
5. Kelonmpok yang berpandangan positif yang menganggap etnis sebagai sumber kekayaan untuk saling mengenal dan memperkaya budaya adalah . . .
a. Pandangan primordialis
b. Pandangan kaum instrumentalis
c. Kaum konstruktifis
d. Pandangan kaum reformis
6. Langkah pertama yang dapat dilakukan untuk pengembangan Pendidikn Multikultural di Indonesia adalah . ..
a. Total kurikulum
b. Penambahan bahan ajar
c. Mata pelajaran khusus Pendidikan Multikultural
d. Pembenahan struktur organisasi
7. Yang bukan termasuk dalam asas-asas Pendidikan Multikultural adalah …
a. Asas persatuan dalam perbedaan
b. Asas perbedaan dalam persatuan
c. Kesejahteraan, keselarasan, dan keseimbangan
d. Keadilan social dan kemakmuran
8. Yang tidak termasuk prinsip yang digunakan dalam menyusun program Pendidikan Multikultural adalah …
a. Pedagogik kesetaraan
b. Manusia yang berbudaya
c. Globalisasi budaya
d. Global village
9. Asas yang menekankan keragaman dalam budaya yang menyatu dalam wilyah Negara Indonesia adalah . .
a. Asas Kesejahteraan, keselarasan, dan keseimbangan
b. Asas kesederajatan
c. Asas Bhineka tunggal Ika
d. Asas wawasan Nasional/kebangsaan
10. Faktor-faktor yang melatarbelakangi pertikaian di tanah air Indonesia, kecuali . . .
a. Tekanan social ekonomi
b. Kesadaran Multikultural
c. Merosotnya rasa kebersamaan dan persatuan
d. Kuatnya prasangkan, stereotif, dan diskriminatif antar kelompok
0 Komentar
Harap jangan berkomentar yang bersifat spam, yang berbau sara, kata-kata kotor, atau yang bersifat nada keras atau komentar Anda akan kami HAPUS.