Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik / Realistic Mathematic Education (RME)( Bagian - 1 )

December 12, 2011

Belajar matematika adalah suatu proses (aktivitas) berpikir disertai dengan aktivitas afektif dan fisik. Pembelajaran matematika yang ingin dicapai, di antaranya yaitu memiliki kemampuan berpikir kritis, dan kenyataan yang ada di lapangan. Juga dapat kita cermati bahwa agar kemampuan berpikir kritis siswa dapat dikembangkan dengan baik, maka proses pembelajaran yang dilaksanakan harus melibatkan siswa secara aktif. Sehingga dalam hal ini pemilihan pendekatan kontekstual sangat tepat dalam pembelajaran matematika.

Pembelajaran Matematika Realistik atau Realistic Mathematic Education (RME) merupakan teori pembelajaran matematika yang dikembangkan di Belanda. Teori ini berangkat dari pendapat Fruedenthal bahwa matematika merupakan aktivitas insani dan harus dikaitkan dengan realitas. Pembelajaran matematika tidak dapat dipisahkan dari sifat matematika seseorang dalam memecahkan masalah, mencari masalah, dan mengorganisasi atau matematisasi materi pelajaran.

Devrim“Uzel and Sevin¸c Mert Uyang”OR (2006) dalam International Journal of Mathematics education: RME theory is a promising direction to improve and enhance learners’ understandings in mathematics (http://m-hikari.com/imf-37-40-2006/uzel). Teori RME merupakan arah yang menjanjikan untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajar di bawah klasemen dalam matematika.

Freudenthal (dalam Supinah dan Agus D.W, 2008), berpendapat bahwa siswa tidak dapat dipandang sebagai penerima pasif matematika yang sudah jadi. Pendidikan matematika harus diarahkan pada penggunaan berbagai situasi dan kesempatan yang memungkinkan siswa menemukan kembali (reinvention) matematika berdasarkan usaha mereka sendiri. Dalam RME, dunia nyata digunakan sebagai titik awal untuk pengembangan ide dan konsep matematika. Menurut Blum & Niss (dalam Supinah & Agus D.W, 2008), dunia nyata adalah segala sesuatu di luar matematika, seperti mata pelajaran lain selain matematika, atau kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar kita. Supinah dan Agus D. W (2008), menyatakan dengan masalah kontekstual yang diberikan pada awal pembelajaran, dimungkinkan banyak/beraneka ragam cara yang digunakan atau ditemukan siswa dalam menyelesaikan masalah. Dengan demikian, siswa mulai dibiasakan untuk bebas berpikir dan berani berpendapat, karena cara yang digunakan siswa satu dengan yang lain berbeda atau bahkan berbeda dengan pemikiran guru tetapi cara itu benar dan hasilnya juga benar (http: // p4tk matematika. org/../matematika-sd/).

Hayley Barnes (2004) dalam International Journal mathematical in science and Technology:

RME has played a role in eliciting and addressing alternative conceptions of learners in this intervention This has been done firstly through the application of the principle of guided reinvention in the design of contextual problems
(http://.up.ac.za/dspace/bitstream).

RME telah memainkan peran dalam memunculkan dan membahas konsep-konsep alternatif dari peserta didik. Hal ini telah dilakukan terlebih dahulu melalui penerapan prinsip penciptaan kembali dipandu dalam perancangan masalah kontekstual.

Secara garis besar RME adalah suatu teori pembelajaran yang telah dikembangkan khusus untuk matematika, yang bertolak dari masalah-masalah yang realistik dalam kehidupan sehari-hari siswa. Setiap siswa bebas mengemukakan dan mengkomunikasikan ide-idenya tersebut kepada siswa lain. Konsep matematika realistik ini sejalan dengan kebutuhan untuk memperbaiki pembelajaran matematika di Indonesia yang didominasi oleh persoalan bagaimana meningkatkan pemahaman-pemahaman siswa tentang matematika dan mengembangkan daya nalar.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan realistik merupakan pembelajaran yang menghubungkan materi pelajaran dengan situasi nyata yang dikenal siswa dan proses konstruksi pengetahuan matematika oleh siswa sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Amir. 2007. Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: UNS Press.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Barnes, Hayley. 2004. ”Realistic Mathematics Education: Eliciting Alternative Mathematical Conceptions of Learners”. International Journal mathematical in science and Technology. (http://.up.ac.za/dspace/bitstream). Diakses tanggal 22 Januari 2010. Pukul 20.00 WIB
Devrim “Uzel and Sevin¸c Mert Uyang”OR. (2006), “Attitudes of 7th Class Students Toward Mathematics in Realistic Mathematics Education”. International Journal of Mathematics education (http://m-hikari.com/imf-37-40-2006/uzel). Diakses tanggal 28 Februari 2010. Pukul 18.30 WIB
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Glover, David. 2006. Seri Ensiklopedia Anak A-Z Matematika : Volume 1 A-F (terjemahan). Bandung : Grafindo Media Pratama.
.2006. Seri Ensiklopedia Anak A-Z Matematika : Volume1G-P(terjemahan). Bandung : Grafindo Media Pratama.
I. G. A. K Wardani. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka
Karso. 2002. Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka
Kurikulum KTSP SD/MI 2007
Milles, B. Matthew .2000. Qualitative Data Analisis : Sourcebook of new methods(terjemahan), Beverly hills:Sage publication
Munarsih, Ari. 2008. Upaya Penigkatan Hasil Belajar Matematika melalui Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME). Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta.UMS Surakarta.
Spiegel, Murray R. 1996. Matematika Dasar (terjemahan). Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama
Mustaqim & Abdul Wahib. 2003. Psikologi Pandidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Negoro, ST dan B. Harahap. 1999. Ensiklopedia Matematika. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nyimas Aisyah, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Dirjen Dikti Departemen Pendidikan Nasional.
90
91
Oemar Hamalik. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem .Jakarta: PT. Bumi Aksara
Rodhiyah, 2006. Meningkatkan Kemampuan menyelesaikan Operasi Perkalian dan Pembagian dengan Metode Permainan Pada Siswa Kelas IV SDN Purwoso 03 Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007. Skripsi tidak ditebitkan. Semarang UNNES
Sarwiji Suwandi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13.
Slamet,St.Y dan Suwarto. 2007. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta.
Slavin, Steve. 2005. Matematika Untuk Sekolah Dasar (terjemahan). Bandung : Pakar Raya.
Sugiyanto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta:Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13.
Suharsimi Arikunto dan Sugiarto. 2009. Peningkatan Profesi Ilmiah Guru melalui Penelitian Tindakan Kelas. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional. Surakarta: UNS.
Supinah & Agus D.W, 2008. Strategi Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. (http: //p4tkmatematika.org/../matematika-sd/). Diakses tanggal 24 Januari 2010. Pukul 09.00 WIB.
Syaiful Sagala. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta.
Soewito.1993. Pendidikan Matematika I. Jakarta : Dekdikbud Dirjen Dikti Proyek pembinaan Tenaga Kerja.
S. Nasution. 2006. Asas-Asas Kurikulum. Jakarta : Bumi Aksara.
Undang-Undang Sisdiknas No 20 Tahun 2003
Yatim Rianto. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC Surabaya
http://akhmadsudrajat.wordpress.com, diakses tanggal 24 Januari 2010. Pukul 21.00 WIB
http://www.google.co.id/gwt/n?eosr=on&q=Hakikat+Belajar+Matematika,diakses tanggal 18 Oktober2009. Pukul 20.00 WIB
http://www.google.co.id/gwt/n?q=pengertian+pembelajaran&hl/frustanti.html , diakses tanggal 18 Oktober 2009. Pukul 20.00 WIB
http://www.google.co.id/gwt/n?u=http/www.banjar-.go.id, diakses tanggal 20 Oktober 2009. Pukul 18.30 WIB

Previous
Next Post »
0 Komentar

Harap jangan berkomentar yang bersifat spam, yang berbau sara, kata-kata kotor, atau yang bersifat nada keras atau komentar Anda akan kami HAPUS.