Tinjauan Tentang Metode Pembelajaran

December 18, 2011

Pada posting terdahulu, beberapa waktu yang lalu ( Admin udah lupa kapan.. :-D), telah di ungkapkan mengenai metode pembelajaran. Nah, kita ulangi sedikit mengenai metode pembelajaran. Metode adalah bagian dari strategi mengajar yang merupakan langkah-langkah taktis yang diambil guru dalam menunjang strategi yang hendak dikembangkan agar siswa merasa tertarik dan termotivasi untuk mengikuti pelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara maksimal.

a. Pengertian metode pembelajaran
Menurut Snelbecker (1982: 115) mengemukakan metode pembelajaran adalah suatu cara yang dilakukan oleh guru untuk melaksanakan suatu proses pembelajaran dengan memahami perbedaan karakteristik dan kemampuan siswa, sehingga diharapkan guru dapat membantu kesulitan belajar siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa harus diusahakan dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran, artinya guru harus mampu memahami bahwa diantara siswa terdapat perbedaan-perbedaan karakteristik. Hal itu karena siswa berasal dari kondisi ekonomi dan kemampuan orang tua yang berbeda, sehinggn dalam mengikuti proses pembelajaran terdapat perbedaan pula. Sedangkan menurut Robert Heinich (1996) Methods are the procedures of instruction that are selected to help learners.

Dari pengertian tersebut jelaslah bahwa metode bertujuan untuk membantu siswa, dengan memahami perbedaan karakteristik siswa, dalam proses pembelajaran, oleh guru dapat menentukan dan memilih metode pembelajaran yang sesuai, guru dapat memberikan suatu perlakuan, dan penilaian serta keputusan yang tepat kepada siswa, sehingga siswa merasa dirinya dihargai dan diperhatikan dalam proses pembelajaran tersebut. Proses pembelajaran merupakan sistem yang terdiri atas beberapa komponen seperti siswa, guru dan metode serta media pembelajaran yang saling berinteraksi dalam mencapai tujuan. Dalam menyajikan materi pembelajaran guru perlu menentukan dan memilih metode pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Metode pembelajaran yang tepat adalah metode yang mampu membangkitkan motivasi belajar siswa.


Metode adalah cara yang digunakan guru untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Masalahnya, metode yang dipakai sering terjebak pada yang klasik, seperti cara pembelajarannya yang klasik, yakni siswa duduk yang manis dan guru berdiri, sebagai tokoh sentral di depan kelas dan yang paling banyak digunakan adalah metode ceramah.


Untuk menentukan dan memilih metode pembelajaran, hendaknya berangkat dari perumusan tujuan yang jelas. Setelah tujuan pembelajaran ditentukan, kemudian menentukan dan memilih metode pembelajaran yang dipandang efektif dan efisien apabila metode tersebut dapat mencapai tujuan dengan waktu yang lebih singkat dari metode yang lain. Kriteria yang lain perlu
diperhatikan dalam metode pembelajaran adalah relevan dengan tujuan, isi proses belajar mengajar, kegiatan belajar mengajar dan tingkat keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran (Nana Sudjana, 2005: 76).

Metode mengajar adalah bagian dari strategi mengajar yang merupakan langkah-langkah taktis guru dalarn pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pcngajaran. Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari segi efisiensi dan efektivitas. Efisiensi berkenaan dengan pengorbanan yang relatif kecil untuk memperoleh hasil yang optimal. Keefektifan berkenaan dengan jalan, upaya, teknik dan strategi yang digunakan dalam mencapai tujuan secara tepat dan cepat (Sudjana, 1996: 59).


Berdasarkan dari beberapa pendapat tersebut diketahui bahwa metode adalah bagian dari strategi mengajar yang merupakan langkah-langkah taktis yang diambil guru dalam menunjang strategi yang hendak dikembangkan. Jadi metode adalah adalah cara-cara yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi pelajaran matematika agar siswa merasa tertarik dan termotivasi untuk mengikuti pelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara maksimal. Metode pembelajaran sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa, sehingga apabila siswa telah termotivasi akan semakin bersemangat untuk belajar matematika, karena dalam belajar matematika dibutuhkan konsentrasi. Matematika mempunyai aspek-aspek tujuan diantaranya pengembangan keterarnpilan berpikir kritis dan kreatif, dapat memecahkan masalah-masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

Winarno Surakhmad (1994: 96) mengemukakan bahwa metode pembelajaran dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu: (a) metode pembelajaran secara individual, (b) metode pembelajaran secara kelompok. Kedua metode pembelajaran tersebut pada hakekatnya menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran yang sama. Perbedaannya bahwa metode pembelajaran individual lebih ditekankan pada pembelajaran individunya, sedangkan pembelajaran kelompok biasanya dilakukan pada sebagian besar orang yang berada dalam suatu kelas.

Oleh karena itu peranan metode mengajar adalah sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar atau terciptanya interaksi edukatif. Dijelaskan oleh Sardiman (1989: 30) bahwa, Interaksi edukatif dalam proses belajar mengajar merupakan proses interaksi yang disengaja, sadar tujuan yaitu mengantarkan anak didik ke tingkat kedewasaan yang memiliki ciri-ciri sadar
tujuan, ada bahan/pesan yang menjadi isi interaksi, ada subjek didik, ada guru yang melaksanakan, ada metode untuk mencapai tujuan, ada situasi kondusif untuk meningkatkan proses belajar mengajar berjalan baik dan ada penilaian terhadap interaksi.

Metode pembelajaran matematika perlu divariasikan dengan metode lain seperti diskusi, pemberian tugas LKS (Resitasi) , latihan siap (drill), sosiodrama dan ceramah. Kemampuan guru berkait dengan kemampuan menyajikan metode pengajaran, sehingga materi tersebut benar-benar bermakna dan dirasakan bermanfaat.

Proses belajar mengajar yang baik memberi pengaruh yang baik kepada perkembangan pribadi siswa. Mereka belajar berpikir secara kritis dan kreatif, bekerja sama untuk memecahkan masalah, belajar mengenai kesanggupan yang ada pada dirinya. Dengan mempelajari suatu mata pelajaran akan memberikan pengalaman yang membangkitkan bermacam-macam sifat, sikap dan kesanggupan yang konstruktif, sebab isi kurikulum sendiri mengandung nilai-nilai yang berharga dalam kehidupan, termasuk mata pelajaran matematika. Pengajaran apapun tanpa dirasakan manfaatnya oleh siswa akan menjadikan pengajaran tersebut kehilangan makna. Hal yang demikian ini apabila terjadi dalam proses belajar mengajar, maka hakekatnya belajar itu sendiri telah mengalami kegagalan. Barangkali hal yang relevan dengan tujuan pengajaran matematika adalah menjadikan pelajaran matematika yang dipelajari dirasakan manfaatnya oleh siswa sudah barang tentu yang diutamakan bukan menghafal rumus-rumus saja melain perlu ketahapan yang lebih jauh yaitu kearah pemahaman konsep secara menyeluruh sehingga dengan demikian siswa tidak akan merasa kesulitan ketika mendapat permasalahan yang dikembangkan dari berbagai konsep.

-------------#----------------

DAFTAR PUSTAKA

Robert Heinich. 1996. Englewood, New Jersey Columbus, Ohio.

Nana Sudjana. 2001. Media Pengajaran (Penggunaan Dan Pembuatannya). Bandung: Sinarbaru Algensindo.

______. 1996. CBSA Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sardiman AM.. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Perss.

Winarno Surakhmad. 1994. Pengantar Interaksi Mengajar Belajar Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran. Bandung: Tarstio.

Previous
Next Post »
0 Komentar

Harap jangan berkomentar yang bersifat spam, yang berbau sara, kata-kata kotor, atau yang bersifat nada keras atau komentar Anda akan kami HAPUS.