Kunci Keberhasilan Pendidikan "Berkarakter" 2012

May 18, 2011

Indonesia menuju pendidikan berkaraktakter, pasti kata itu sering kita dengar apalagi bagi orang-orang yang berada pada bidang pendidikan.

Pendidikan berkarakter itulah yang di gencarkan oleh pemerintah, melihat pendidikan kita sekarang dalam keadaan yang terpuruk, dikatakan terpuruk karena pelajar yang seharusnya menjadi anak yang bermoral malah menjadi anak yang tidak tahu norma. Inilah yang pemrintah inginkan. Namun apakah hal ini akan tercapai jika kurikulum tetap diganti dengan kurikulum berbasis karakter.

Apa sebenarnya kurikulum pendidikan berkarakter? Sejak beberapa tahun ini muncul istilah pendidikan berkarakter untuk mengintrodusir dunia pendidikan supaya memedulikan pembentukan karakter dan kepribadian peserta didik. Mirip dengan itu, belasan tahun yang lalu pernah diwajibkan memberikan pelajaran Budi Pekerti di sekolah. Bahkan tercatat juga pernah muncul keharusan mengintegrasikan iman dan taqwa (imtaq) dalam setiap pembelajaran di sekolah.



Dengan pendidikan berkarakter diharapkan keseluruhan proses pendidikan yang dialami peserta didik menjadi pengalaman dalam pembentukan kepribadian dengan cara memahami dan mengalami sendiri nilai-nilai, keutamaan-keutamaan moral, nilai-nilai ideal agama dan budaya.

Sesuai wacana yang berkembang, secara sederhana pendidikan berkarakter adalah segala sesuatu yang dilakukan sehingga memengaruhi karakter peserta didik. Thomas Lickona, dalam Education for Character mendefinisikan bahwa pendidikan berkarakter adalah usaha sengaja untuk membantu orang memahami, peduli, dan bertindak berdasarkan nilai-nilai etika inti.

Inilah solusi pemerintah untuk menghasilkan peserta didik yang mampu sesuai tujuan Negara yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa.

Dapat dilihat dari berbagai sisi ide tentang kurikulum ini.

Pertama, jika kita berfikir standar memang bagus memberikan pelajaran atau cara belajar anak dengan kurikulum berkarakter agar murid berlatih jujur, sabar, terampil, spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia. Dalam pelajarannya anak dituntut seperti itu

Kedua, apakah cukup dengan pendidikan disekolah nantinya anak benar-benar dapat bersifat seperti itu sedangkan dilikungan sendiri masih banyak yang harus diperbaiki, contoh budaya anak muda yang pacaran, jika seorang anak melakukan pacaran, seks bebas, maka nilai akhlak mulia tidak hilang dan tujuan untu menjadi anak-anak yang berkarakter gagal.

Ketiga, jika anak-anak dilatih untuk berakhlak mulia dengan pendidikan berkarakter ini sudahkah para guru dan penguasa atau orang yang dianggap tua oleh anak-anak memberikan contok yang terpuji juga. Tidak cukup dengan guru yang mengajar lulus dari mata kuliah karakter sekarang dinamakan dengan PPG (pendidikan profesi guru) juga mencakup bagaimana guru memahami dan melatih anak menjadi berkarakter yang mulia, tepatnya menjalankan perintah Allah.

Jika pendidikan berkarakter ini terus dibumingkan dan akan diterapkan dalam dunia pendidikan Indonesia, maka jelas sudah bahwa Indonesia belum berkarakter alias moral dan akhlak anak-anak atau pemuda belum berkarakter.

Lalu apa penyebab dari ini semua, mengapa Indonesia harus sering berganti system kurikulumnya?.inilah sebenarnya fakta yang sudah jelas didepan mata bagaimana system pendidikan kita yang bermasalah, apapun kebiakan pemerintah tidak ada yang bisa menghasilkan anak didik yang sesuai dengan tujuan yang mampu membangkitkan umat dan taat pada Allah.

Jika kita mau berfikir bahwa kita adalah orang islam pasti lah segala peraturan itu sudah ada yang membuatnya yaitu Allah, islam telah mengatur bagaimana system pendidikan yang tepat bukti ketika masa zaman kejayaan islam dulu tidak perlu ganti-ganti kurikulum tetapi pemuda islam sudah mampu menjadi luar biasa, anak 7 tahun sudah bisa mengahafal alqur’an, banyak cendekiawan muslim yang tidak hanya ahli dalam satu hal tapi berbagai hal. Kuncinya adalah taat pada peratuaran Allah dan menjauhi larangan Allah. Didukum pula dengan system islam yang kaffah sehingga dimanapun berada akan diatur oleh peraturan islam. Berbeda dengan sekarang ingin mempertbaiki masalah pendidikan tapi masalah social rusak, ekonomi yang sulit sehingga tidak jarang anak-anak nekat mencuri untuk memenuhi kebutuhannya, budaya barat menjamur,jika tidak pacaran tidak keren. Itulah yang terjadi sekarang. Masalah ini bukan masalah parsial (sebagian) tapi masalah menyeluruh maka harus diselesaikan secara menyeluruh. Dan jelas bahwa sebenarnya islam punya solusi yaitu yaitu dengan menaati segara peraturan Allah, peraturan itu tidak akan sempurna jika tidak ada intitusi yaitu Negara. Maka daulah islam lah (khiLAFAH islamiah) yang dapat menjalankan peraturan islam secara kaffah. Pendidikan tidak perlu lagi tambal sulam karena islam mengatur secara menyeluruh.

Jadi sebenarnya kurikulum pendidikan berkarakter itu tidak bisa dikatakan sebagai solusi untuk anak didik sekarang selagi system kufur kapitalis sekuler ini masih mencekram dunia, maka dari itulah sadarlah bahwa ummat islam harus bangga dengan islamnya dan wajib menjalankan seluruh aturan Islam.
Previous
Next Post »
0 Komentar

Harap jangan berkomentar yang bersifat spam, yang berbau sara, kata-kata kotor, atau yang bersifat nada keras atau komentar Anda akan kami HAPUS.