WASHINGTON - Pesawat ulang-alik milik NASA, MESSENGER, akan memasuki orbit planet Merkurius untuk pertama kalinya, pekan depan. Tanggal 18 Maret 2011, Messenger akan memulai misi orbit setahun penuh khusus mengelilingi planet ini. Dulu, Salah satu penyebab mengapa misi antariksa baru sekarang bisa menjelajahi merkurius karena teknologi yang dibutuhkan sangat menantang. Pertengahan 70an, pesawat yang lewat tercemplung ke dalam Matahari karena teknologi yang dipaksakan.
MESSENGER akan mencapai tujuannnya pada 18 Maret 2011, yakni berada pada radius 200 kilometer dari permukaan Merkurius. Demikian seperti dilaporkan FOX News, Minggu (13/3/2011). "Kami semua sangat antusias bisa mencapai raihan ini dan kami begitu bersemangat mempelajari berbagai rahasia yang akhirnya akan diperlihatkan Merkurius kepada kita," ujar Sean Solomon selaku ahli geofisika di Carnegie Institution di Washington DC sekaligus pemimpin misi ini.
MESSENGER (Mercury surface, space environment, geochemistry and ranging) adalah pesawat ulang-alik kedua yang mencapai planet terdekat dengan matahari itu. Pesawat pertama adalah Mariner 10, yang sempat melewati orbit Merkurius selama tiga kali pada 1974 dan 1975. Saat itu, Mariner 10 hanya mampu melihat 45 persen permukaan Merkurius.
Ketika sudah mengorbit nanti, MESSENGER akan memetakan seluruh permukaan Merkurius serta merekam topografi dan komposisi planet dalam skala kecil hingga puluhan meter.
Saat ini, Messenger dilengkapi dengan mesin roket utama yang canggih. Pesawat ini dibangun seperti tangki gas terbang dengan struktur minimal dan ringan mengelilingi tangki propellan. Saat peluncuran, massa total pesawat adalah 1,100 kilogram, dan lebih separuh darinya adalah bahan bakar (600 kg).
Jadi secara total, berat kosong pesawat ini hanya setengah ton. Dengan kondisi seperti ini, Messenger tidak akan tertarik gravitasi Matahari dan dapat mempertahankan orbitnya dengan bantuan percepatan dari jalur jelajah yang direncanakan dengan hati-hati.
Selain itu, matahari di Merkurius 11 kali lebih terang daripada matahari di Bumi. Hal ini berakibat pada suhu permukaan yang sedemikian panasnya hingga mampu melelehkan seng. Pesawat harus melindungi diri dari sinar dan suhu ini. Messenger mengatasinya dengan membuat sebuah payung dari serabut keramik.
Pesawat aslinya bersembunyi di balik payung yang menghadap matahari ini. Di pinggiran payung terdapat panel-panel surya yang khusus dirancang untuk suhu tinggi. Panel ini berfungsi mengubah cahaya matahari menjadi listrik untuk kebutuhan pesawat.
Walau begitu, perangkat ilmiah tidak dapat ditutupi payung. Perangkat ilmiah ini harus terpapar ke permukaan Merkurius untuk memperoleh data. Tapi permukaan ini bersuhu sangat tinggi. Para ilmuan NASA mengatasinya dengan melapisi kamera dan perangkat lain dengan parafin. Saat berada dekat dengan Merkurius, parafin ini meleleh karena menyerap panas dari planet sekaligus melindungi perangkat. Saat Messenger menjauh, parafin akan kembali membeku dan siap untuk pendekatan selanjutnya ke Merkurius.
Tantangan lain adalah Merkurius berotasi sangat lambat pada sumbunya. Satu hari surya di Merkurius – dari terbit hingga terbenam matahari – berlangsung selama 176 hari Bumi. Banyak lokasi hanya dapat diamati pada geometri pengamatan ideal dalam waktu singkat dalam misi setahun waktu Bumi di sana.
Dalam misi sepanjang satu tahun ini, MESSENGER juga akan mengukur perbedaan dalam atmosfer Merkurius yang renggang dan terdiri dari hydrogen, helium serta ion-ion logam. Informasi ini diharapkan mampu memberi informasi tentang bagaimana atmosfer yang tipis itu bisa kembali terbentuk setelah ion-ion dilepaskan ke angkasa. Pesawat ini juga akan merekam topografi dan komposisi planet dalam skala kecil hingga puluhan meter.
Penganmbilan foto Citra yang akan ditangkap Messenger dipastikan minimal tiga kali lebih terang daripada sebelumnya dan perangkat ilmiah yang sebelumnya mengumpulkan data lewat penghampiran-penghampiran beberapa tahun ini akan mulai mengirim datanya kembali ke bumi.
Spektrometer Sinar Gamma dan Neutron misalnya akan melanjutkan penemuan yang dibuat tahun 1990an dari pengamatan radar berbasis Bumi: daerah kutub Merkurius mengandung bahan yang sangat reflektif terhadap radar, yang mungkin saja adalah es air. Hal ini memungkinkan bahwa di kutup Merkurius benar-benar terdapat air yang merupakan sumber kehidupan, namun hal ini belum dapat di pastiken sebelum seluruh data diterima oleh NASA yang ada di bumi.
Dapat kita ketahui, hal ini mungkin mustahil dengan keadaan planet yang memang begitu dekat dengan Matahari, yang memiliki suhu yang tidak lazim dimiliki oleh planet-planet yang berair lainnya , namun daerah gelap abadi di dekat kutub dapat saja cukup ramah untuk menangkap uap air dari komet atau meteoroid kaya air yang menabrak Merkurius di masa lalu.
Resource :
www.nasa.gov ,
wihans.web.id
teknologi.inilah.com
0 Komentar
Harap jangan berkomentar yang bersifat spam, yang berbau sara, kata-kata kotor, atau yang bersifat nada keras atau komentar Anda akan kami HAPUS.