Kegiatan membaca terjadi proses pengolahan informasi masukan yang terdiri atas informasi visual dan informasi nonvisual. Informasi visual merupakan informasi yang dapat diperoleh melalui indra penglihatan, sedangkan informasi nonvisual merupakan informasi yang sudah ada dalam benak si pembaca. Karena pembaca memiliki pengalaman yang berbeda-beda dan mempergunakan pengalaman itu untuk menafsirkan informasi visual yang ada dalam teks, makna teks akan berubah-ubah sesuai dengan pengalaman penafsirannya.
Dalam pelaksanaan pembelajaran membaca, guru seringkali dihadapkan pada siswa yang mengalami kesulitan, baik yang berkenaan dengan hubungan bunyi huruf, suku kata, kata, kalimat sederhana, maupun ketidakmampuan siswa memahami isi bacaan. Cap yang kita berikan pada anak dapat memberikan dampak yang kurang baik bagi anak. Misalnya kita sering mengatakan pada anak kita kalau dia nakal, maka dia akan semakin sering bertingkah laku nakal karena dia sudah menganggap dirinya memang nakal. Demikian juga kalau kita mengecap mereka bodoh, tidak mau berusaha, atau malas, karena nilai-nilai mereka di sekolah buruk atau karena tidak bisa mengikuti pelajaran. Padahal belum tentu mereka bodoh atau malas. Mungkin mereka memang mengalami beberapa kesulitan dalam belajar. Dalam belajar, ada beberapa jenis kesulitan yang mungkin dialami anak-anak. Mereka bisa mengalami kesulitan dalam membaca atau berhitung. Dan penyebabnya bukan karena mereka malas atau bodoh, tapi mungkin karena ada gangguan persarafan.
Kesulitan belajar membaca sering juga disebut disleksia (dyslexia). Perkataan disleksia berasal dari bahasa Yunani yang artinya “ kesulitan membaca”. Bryan dan Bryan seperti dikutip oleh Mercer (1979:200) mendifinisikan disleksia sebagai suatu sindroma kesulitan belajar mempelajari komponen-komponen kata dan kalimat. Menurut Lerner seperti dikutip olerh mercer ( 1979:200) definisi kesulitan belajar membaca atau disleksia sangat bervariasi, tetapi semuanya menunjuk pada fungsi otak. Hornsby (1984:9) mendifinisikan disleksia tidak hanya kesulitan belajar membaca tetapi juga menulis. Definisi Hornsby tersebut dapat dipahami karena ada kaitan yang erat antara membaca dan menulis.
Menurut Mercer ( 1983:309) ada empat kelompok karakteristik kesulitan belajar membaca, yaitu berkenaan dengan (1) kebiasaan membaca (2) kekeliruan mengenal kata; (3) kekeliruan pemahaman; (4) gejala-gejala serbaneka.
Myklebust dan Johnson seperti dikutip Hargrove dan Poteet (1984:164) mengemukakan beberapa cirri anak berkesulitan belajar sebagai berikut :
1. Mengalami kekurangan dalam memori visual dan auditoris, kekurangan dalam memori jangka pendek dan jangka panjang;
2. Memiliki masalah dalam mengingat data seperti mengingat hari-hari dalam seminggu;
3. Memilki masalah dalam mengenal arah kiri dan kanan;
4. Memilki kekurangan dalam memahami waktu;
5. Jika diminta menggambar orang sering tidak lengkap;
6. Miskin dalam mengeja;
7. Sulit dalam menginterpretasikan globe, peta,atau grafik;
8. Kekurangan dalam koordinasi dan keseimbangan;
9. Kesulitan dalam belajar berhitung;
10. Kesulitan dalam belajar bahasa asing;
c. Berbagai Kesalahan Membaca
Berdasarkan table perbandingan 3 macam assesmen informal yang dilaukukan oleh Hargrove (1984:171) diperoleh data bahwa anak-anak berkesulitan belajar membaca permulaan mengalami berbagai kesalahan dalam membaca sebagai berikut :
1. Penghilangan kata atau huruf;
2. Penyelipan kata;
3. Penggantian kata;
4. Pengucapan kata salah dan makna berbeda;
5. Pengucapan kata salah tetapi makna sama;
6. Pengucapan kata salah dan tidak bermakna;
7. Pengucapan kata dengan bantuan guru;
8. Pengulangan;
9. Pembalikan kata;
10. Pembalikan huruf;
11. Kurang memperhatikan tanda baca;
12. Pembetulan sendiri;
13. Ragu-ragu dan;
14. Tersendat-sendat
Metode Pengajaran Membaca bagi Anak berkesulitan belajar
1. Metode fernal
Metode ini menggunakan materi bacaan yang dipilih dari kata-kata yan diucapkanoleh anak, dan tiap kata diajarkan secara lisan.
2. Metode Gillingham
Metode ini merupakan pendekatan terstruktur taraf tinggi yang memerlukan lima jam pelajaran dalam 2 tahun. Aktifitas pertama diarahkan pada belajar berbagai bunyi huruf dan perpaduan huruf-huruf tersebut. Anak menggunakan teknik menjiplak untuk mempelajari berbagai huruf. Bunyi-bunyi tunggal huruf selanjutnya dikombinasikan kedalam kelompok-kelompok yang lebih besar dan kemudian program Fonik diselesaikan.
3. Metode Analisis Glass
Metode ini merupakan suatu metode pengajaran melaui pemecahan sandi kelompok huruf kedalam kata. Metode ini bertolak dari asumsi yang mendasari metode ini. Pertama proses pemecahan sandi (decoding) dan membaca (reading) merupakan kegiatan yang berbeda. Kedua, pemecahan sandi mendahului membaca. Pemecahan sandi didefinisikan sebagai menentukan bunyi yang berhubungan dengan suatu kata tertulis secara tepat.
Melalui metode ini, anak dibimbing untuk mengenal kelompok-kelompok huruf sambil melihat kata secara keseluruhan. Metode ini menekankan pada latihan auditoris dan visual yang terpusat pada kata yang sedang dipelajari.
Dengan metode Analisis Glass ini anak akan merespon secara visual maupun auditoris terhadap kelompok-kelompok huruf. Menurut Glass hal semacam ini anak mampu memecahkan sandi, dan menyimpulkan kembali huruf-huruf kedalam bentuk kata yang utuh.
Kesulitan belajar membaca pada anak disebabkan memiliki banyak masalah sosial, di sekolah dan kemudian hidup. Sebagai simpulan dari uraian di atas bahwa membaca merupakan suatu prosos resesif yang tidak produktif. Sehingga keterampilan membaca harus dapat menghasil sebuah pemahaman bagi siswa setelah membaca. Kegagalan dalam memahami sebuah teks bacaan disebabkan adanya beberapa faktor seperti kurang mengenal huruf, membaca kata demi kata, memparafrasekan yang salah, penghilangan huruf atau kata, pengulangan kata, Menggunakan Gerak Bibir, Jari Telunjuk, dan Menggerakan Kepala, kesulitan vokal, Kesulitan Menganalisis Struktur Kata, Tidak Mengenali Makna Kata dalam Kalimat dan Cara Mengucapkannya, Tidak mengenali ide pokok dan ide penjelasan, hubungan antaride, menari inferensi, dan menggeneralisasi Maka dari hal tersebut diatas maka munculah berbagai metode untuk mengatasinya, yakni metode yang dipakai adalah metode Fernal, metode Gillingham, metode Analisis Glass
Sebelum kita mengenal faktor-faktor penyebab kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar membaca, guru perlu mernahami konsep membaca dan aspek-aspek dalam membaca. Menentukan dan menyusun langkah-langkah yang tepat adalah awal dari kesuksesan kita, kelayakan kita, dalam menyandang profesi seorang “guru”
Referensi umum :
http://khusnin.wordpress.com/2008/09/03/mengatasi-kesulitan-keterampilan-membaca-pada-awal-tahun-pelajaran-siswa-kelas-x/ http://andhiena.tblog.com/post/1969714487 http://nlp-blog.dk/id/laesevanskeligheder/
Menurut Mercer ( 1983:309) ada empat kelompok karakteristik kesulitan belajar membaca, yaitu berkenaan dengan (1) kebiasaan membaca (2) kekeliruan mengenal kata; (3) kekeliruan pemahaman; (4) gejala-gejala serbaneka.
Myklebust dan Johnson seperti dikutip Hargrove dan Poteet (1984:164) mengemukakan beberapa cirri anak berkesulitan belajar sebagai berikut :
1. Mengalami kekurangan dalam memori visual dan auditoris, kekurangan dalam memori jangka pendek dan jangka panjang;
2. Memiliki masalah dalam mengingat data seperti mengingat hari-hari dalam seminggu;
3. Memilki masalah dalam mengenal arah kiri dan kanan;
4. Memilki kekurangan dalam memahami waktu;
5. Jika diminta menggambar orang sering tidak lengkap;
6. Miskin dalam mengeja;
7. Sulit dalam menginterpretasikan globe, peta,atau grafik;
8. Kekurangan dalam koordinasi dan keseimbangan;
9. Kesulitan dalam belajar berhitung;
10. Kesulitan dalam belajar bahasa asing;
c. Berbagai Kesalahan Membaca
Berdasarkan table perbandingan 3 macam assesmen informal yang dilaukukan oleh Hargrove (1984:171) diperoleh data bahwa anak-anak berkesulitan belajar membaca permulaan mengalami berbagai kesalahan dalam membaca sebagai berikut :
1. Penghilangan kata atau huruf;
2. Penyelipan kata;
3. Penggantian kata;
4. Pengucapan kata salah dan makna berbeda;
5. Pengucapan kata salah tetapi makna sama;
6. Pengucapan kata salah dan tidak bermakna;
7. Pengucapan kata dengan bantuan guru;
8. Pengulangan;
9. Pembalikan kata;
10. Pembalikan huruf;
11. Kurang memperhatikan tanda baca;
12. Pembetulan sendiri;
13. Ragu-ragu dan;
14. Tersendat-sendat
Metode Pengajaran Membaca bagi Anak berkesulitan belajar
1. Metode fernal
Metode ini menggunakan materi bacaan yang dipilih dari kata-kata yan diucapkanoleh anak, dan tiap kata diajarkan secara lisan.
2. Metode Gillingham
Metode ini merupakan pendekatan terstruktur taraf tinggi yang memerlukan lima jam pelajaran dalam 2 tahun. Aktifitas pertama diarahkan pada belajar berbagai bunyi huruf dan perpaduan huruf-huruf tersebut. Anak menggunakan teknik menjiplak untuk mempelajari berbagai huruf. Bunyi-bunyi tunggal huruf selanjutnya dikombinasikan kedalam kelompok-kelompok yang lebih besar dan kemudian program Fonik diselesaikan.
3. Metode Analisis Glass
Metode ini merupakan suatu metode pengajaran melaui pemecahan sandi kelompok huruf kedalam kata. Metode ini bertolak dari asumsi yang mendasari metode ini. Pertama proses pemecahan sandi (decoding) dan membaca (reading) merupakan kegiatan yang berbeda. Kedua, pemecahan sandi mendahului membaca. Pemecahan sandi didefinisikan sebagai menentukan bunyi yang berhubungan dengan suatu kata tertulis secara tepat.
Melalui metode ini, anak dibimbing untuk mengenal kelompok-kelompok huruf sambil melihat kata secara keseluruhan. Metode ini menekankan pada latihan auditoris dan visual yang terpusat pada kata yang sedang dipelajari.
Dengan metode Analisis Glass ini anak akan merespon secara visual maupun auditoris terhadap kelompok-kelompok huruf. Menurut Glass hal semacam ini anak mampu memecahkan sandi, dan menyimpulkan kembali huruf-huruf kedalam bentuk kata yang utuh.
Kesulitan belajar membaca pada anak disebabkan memiliki banyak masalah sosial, di sekolah dan kemudian hidup. Sebagai simpulan dari uraian di atas bahwa membaca merupakan suatu prosos resesif yang tidak produktif. Sehingga keterampilan membaca harus dapat menghasil sebuah pemahaman bagi siswa setelah membaca. Kegagalan dalam memahami sebuah teks bacaan disebabkan adanya beberapa faktor seperti kurang mengenal huruf, membaca kata demi kata, memparafrasekan yang salah, penghilangan huruf atau kata, pengulangan kata, Menggunakan Gerak Bibir, Jari Telunjuk, dan Menggerakan Kepala, kesulitan vokal, Kesulitan Menganalisis Struktur Kata, Tidak Mengenali Makna Kata dalam Kalimat dan Cara Mengucapkannya, Tidak mengenali ide pokok dan ide penjelasan, hubungan antaride, menari inferensi, dan menggeneralisasi Maka dari hal tersebut diatas maka munculah berbagai metode untuk mengatasinya, yakni metode yang dipakai adalah metode Fernal, metode Gillingham, metode Analisis Glass
Sebelum kita mengenal faktor-faktor penyebab kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar membaca, guru perlu mernahami konsep membaca dan aspek-aspek dalam membaca. Menentukan dan menyusun langkah-langkah yang tepat adalah awal dari kesuksesan kita, kelayakan kita, dalam menyandang profesi seorang “guru”
Referensi umum :
http://khusnin.wordpress.com/2008/09/03/mengatasi-kesulitan-keterampilan-membaca-pada-awal-tahun-pelajaran-siswa-kelas-x/ http://andhiena.tblog.com/post/1969714487 http://nlp-blog.dk/id/laesevanskeligheder/
0 Komentar
Harap jangan berkomentar yang bersifat spam, yang berbau sara, kata-kata kotor, atau yang bersifat nada keras atau komentar Anda akan kami HAPUS.