MEDAN - Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Sumut segera melakukan evaluasi terhadap banyaknya sekolah yang mengalami kegagalan akibat rendahnya nilai kelulusan Ujian Nasional (UN) tahun 2010. Salah satunya disebabkan oleh masih minimnya kelulusan sertifikasi guru sehingga mutu pembelajaran menjadi tak berkualitas.
Hal tersebut dikatakan kepala LPMP Sumut, Mahdi Ibrahim, tadi malam. Menurut Mahdi, hasil UN harus disikapi secara bijak atas kegagalan hampir seratus persen sekolah yang nilai kelulusan di sekolah jatuh di beberapa kabupaten/kota di Sumut. Hal ini dibuktikan pula dari hasil pengawasan UN SMA dan pemantauan UN SMP.
Dari delapan standar pendidikan nasional terdapat perbedaan (disparitas) di sekolah bisa disebabkan oleh kemampuan guru yang masih rendah mengajar di sekolah, banyaknya guru rangkap (mismatch), minimnya tenaga guru bidang studi bahasa Indonesia yang paling banyak siswanya gagal di Sumut.
Selain itu jumlah guru yang tersedia sedikit, sarana pembelajaran yang tak mendukung di sekolah. Ini semua merupakan indikator dari kegagalan hasil kelulusan nilai UN yang terjadi antar kabupaten/kota, provinsi dan daerah pinggiran
“Kita akan membentuk tim untuk turun ke daerah melihat penyebab rendahnya kelulusan ujian. Dampak lain seperti program sertifikasi guru maupun sanksi terhadap guru yang malas mengajar di sekolah,” ujarnya.
Berkaitan dengan hal tersebut tambah Mahdi, pada 2010 ini sebanyak 1.700 orang kepala sekolah dari 35 kabupaten/kota akan mengikuti pelatihan peningkatan pembekalan kompetensi. Pada tahun ini pula, LPMP juga berperan sebagai sekretariat angka kredit bagi guru golongan IV yang tak terpenuhi apabila tak mampu menulis karya ilmiah akan dievaluasi untuk tidak bisa naik pangkat lagi.
Dalam penjaminan mutu, LPMP bertugas melakukan supervisi, memberikan pengarahan dan bantuan pendidikan serta mengawal delapan standar pendidikan nasional yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Sementara itu Sekretaris Sertifikasi, Rudianto mengatakan, dari kuota 10.162 orang guru yang telah lulus mengikuti program sertifikasi tahun 2008, terdiri dari 7.014 guru yang lulus melalui PLPG di tahun 2009.
Sisanya sebanyak 3.148 orang seluruh proses pemberkasan sudah tuntas di LPMP dan kini menunggu laporan dari pusat untuk segera diberikan tunjangan profesi. Oleh karenanya tidak perlu ada kekhawatiran guru karena tunjangan profesinya tetap akan dibayarkan paling lambat bulan Juli 2010 ini.
Mengenai pengutipan terhadap guru untuk program sertifikasi ini, LPMP berkomitmen dalam program sertifikasi ini tidak boleh main-main. Jika ada staf di LPMP melakukan pengutipan akan diambil tindakan tegas. “LPMP tidak pernah berhubungan langsung dengan guru untuk program sertifikasi ini, tapi hanya berhubungan dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota menyangkut rekapitulasi data bagi guru yang lulus sertifikasi,” tambahnya.
http://www.waspada.co.id
NORA DELIYANA LUMBANGAOL
Hal tersebut dikatakan kepala LPMP Sumut, Mahdi Ibrahim, tadi malam. Menurut Mahdi, hasil UN harus disikapi secara bijak atas kegagalan hampir seratus persen sekolah yang nilai kelulusan di sekolah jatuh di beberapa kabupaten/kota di Sumut. Hal ini dibuktikan pula dari hasil pengawasan UN SMA dan pemantauan UN SMP.
Dari delapan standar pendidikan nasional terdapat perbedaan (disparitas) di sekolah bisa disebabkan oleh kemampuan guru yang masih rendah mengajar di sekolah, banyaknya guru rangkap (mismatch), minimnya tenaga guru bidang studi bahasa Indonesia yang paling banyak siswanya gagal di Sumut.
Selain itu jumlah guru yang tersedia sedikit, sarana pembelajaran yang tak mendukung di sekolah. Ini semua merupakan indikator dari kegagalan hasil kelulusan nilai UN yang terjadi antar kabupaten/kota, provinsi dan daerah pinggiran
“Kita akan membentuk tim untuk turun ke daerah melihat penyebab rendahnya kelulusan ujian. Dampak lain seperti program sertifikasi guru maupun sanksi terhadap guru yang malas mengajar di sekolah,” ujarnya.
Berkaitan dengan hal tersebut tambah Mahdi, pada 2010 ini sebanyak 1.700 orang kepala sekolah dari 35 kabupaten/kota akan mengikuti pelatihan peningkatan pembekalan kompetensi. Pada tahun ini pula, LPMP juga berperan sebagai sekretariat angka kredit bagi guru golongan IV yang tak terpenuhi apabila tak mampu menulis karya ilmiah akan dievaluasi untuk tidak bisa naik pangkat lagi.
Dalam penjaminan mutu, LPMP bertugas melakukan supervisi, memberikan pengarahan dan bantuan pendidikan serta mengawal delapan standar pendidikan nasional yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Sementara itu Sekretaris Sertifikasi, Rudianto mengatakan, dari kuota 10.162 orang guru yang telah lulus mengikuti program sertifikasi tahun 2008, terdiri dari 7.014 guru yang lulus melalui PLPG di tahun 2009.
Sisanya sebanyak 3.148 orang seluruh proses pemberkasan sudah tuntas di LPMP dan kini menunggu laporan dari pusat untuk segera diberikan tunjangan profesi. Oleh karenanya tidak perlu ada kekhawatiran guru karena tunjangan profesinya tetap akan dibayarkan paling lambat bulan Juli 2010 ini.
Mengenai pengutipan terhadap guru untuk program sertifikasi ini, LPMP berkomitmen dalam program sertifikasi ini tidak boleh main-main. Jika ada staf di LPMP melakukan pengutipan akan diambil tindakan tegas. “LPMP tidak pernah berhubungan langsung dengan guru untuk program sertifikasi ini, tapi hanya berhubungan dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota menyangkut rekapitulasi data bagi guru yang lulus sertifikasi,” tambahnya.
http://www.waspada.co.id
NORA DELIYANA LUMBANGAOL
0 Komentar
Harap jangan berkomentar yang bersifat spam, yang berbau sara, kata-kata kotor, atau yang bersifat nada keras atau komentar Anda akan kami HAPUS.