ORGANISASI KURIKULUM

February 12, 2010
Hallo teman-teman, setelah posting sebelumnya tentang Model Pembelajaran, maka khari ini kita akan mengetahui terlebih dahulu tentang kurikulum, apasih kurikulum dan jenis kurikulum, namun untuk posting pertama tentang kurikulum ini, kami akan sedikit memaparkan terlebih dahulu tentang Pengorganisasian dalam Kurikulum. Kurikulum merupakan sesuatu yang sangat diperlukan dalam dunia pendidikan. Tanpa adanya sebuah kurikulum, keberhasilan proses pendidikan akan sangat terganggu. Guru akan kesulitan dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Salah satu yang penting dalam kurikulum adalah organisasi kurikulum itu sendiri. Oraganisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka umum program-program pengajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. Struktur program dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sturktur horizontal dan struktur vertikal. Kedua struktur ini akan dibahas lebih lanjut di bab berikutnya.

Masalah yang sering timbul adalah kesukaran untuk mengorganisasikan kurikulum tersebut agar terstruktur kerangka umum program-program pengajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. Melalui organisasi kurikulum yang ada didalam makalah ini guru dan pengelola pendidikan akan memiliki gambaran mengenai tujuan penstukturan program kurikulum berupa program pendidikan, bahan ajar, tata urut dan cakupan penyajian materi, serta peran guru dan peserta didik dalam rangkaian pembelajaran. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai organisasi kurikulum.

  1. Strukrur Horizontal
    1. Separate – subject curriculum
      1. Konsep dasar Separate – subject curriculum

      Kurikulum ini merupakan penyajian bahan pelajaran dalam bentuk bidang studi atau mata pelajaran. Isinya ialah pengetahuan yang telah tersusun secara logis dan sistematis dari masing-masing bidang keilmuan. Antarmata merupakan unsur yang terpisah-pisah. Pada dasarnya tak ada pengaitan antarsatu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain.

      Pengorganisasian Separate – subject curriculum benar-benar disusun berdasarkan orientasi pada mata pelajaran. Kurikulum bentuk terpisah ini sangat menekankan pada pembentukan intelektual dan kurang mengutamakan pembentukan kepribadian anak secara keseluruhan.

      Hal lain yang penting dalam pengorganisasian kurikulum ialah pengurutan bahan pelajara. Pengurutan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga benar-benar terjaga kesinambungan bahan. Harus diperhatikan masalah keterulangan dan keterlewatan bahan pelajaran yang sudah dipelajari siswa dikelas sebelumnya.

      Penyusunan kurikulum jenis ini disusun oleh tim. Tim ini terdiri atas tokoh dan ahli pendidikan serta para ahli dalam disiplin keilmuan tertentu. Kurikulum ini memang sudah ditetapkan pengalaman-pengalaman apa saja yang akan ditempuh siswa dalam belajar. Biasanya pelajaran serta bukunya telah disiapkan sebelumnya.


      1. Kelebihan Separate – subject curriculum

        Model Separate – subject curriculum ini memiliki kelebihan yaitu :

        1. Bahan pelajaran tersajikan secara logis dan sistematis.
        2. Organisasi kurikulum sederhana serta mudah direncanakan dan dilaksanakan.
        3. Kurikulum mudah dinilai.
        4. Memudahkan guru sebagai pelaksana kurikulum.
        5. Kurikulum ini juga dipakai di perguruan tinggi.
        6. Kurikulum ini mudah diubah.


      2. Kelemahan Separate – subject curriculum

        Separate – subject curriculum juga memiliki sejumlah kekurangan yaitu :

        1. Mata pelajaran terpisah-pisah.
        2. Kurang memperhatikan masalah kehidupan sehari-hari.
        3. Cenderung statis dan ketinggalan zaman.
        4. Tujuan kurikulum sangat terbatas.


    2. Correlated-Subject Curriculum
      1. Konsep dasar Correlated Subject Curriculum

        Correlated Subject Curriculum dikembangkan dengan semangat menata/mengelola keterhubungan antarberbagai mata pelajaran. Antar fenomena kenyataan kehidupan saling terkait maka tidak mungkin jika kita membicarakan satu mata pelajaran tanpa menyinggung sama sekali mata pelajaran yang lain. Untuk itulah diperlukan suatu bentuk kurikulum yang mampu memberikan pengalaman belajar antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya.

        Adanya upaya menata keterhubungan antar mata pelajaran inilah yang kemudian melahirkan bentuk kurikulum yang dikenal dengan Correlated Subject. Didalam Correlated Subject ini kita tidak harus memaksakan adanya hubungan antarmata pelajaran.

        Upaya untuk menghubungkan antarmata pelajaran dapat dilakukan berbagai cara yaitu :

        1. Menghubungkan secara insidental

          Pengaitan antarmata pelajaran terjadi karena kasus kebetulan. Misalnya dua orang guru atau lebih menemukan adanya bahan pelajaran yang dapat dihubungkan.

        2. Menghubungkan secara lebih erat dan terencana

          Pengaitan antarmata pelajaran disebabakan adanya suatu pokok bahasan yang dapat dibahas diberbagai mata pelajaran, misalnya, masalah etika, moral dan kependudukan dapat dibicarakan pada mata pelajaran Pkn, Bahasa Indonesia, IPS, dan Agama dan dilakukan secara terencana, bukan hanya kebetulan.

        3. Menghubungkan beberapa mata pelajaran dengan menghilangkan batas yang ada

          Penggabungan mata pelajaran ini lazim disebut broad-fields, yang sebenarnya berarti suatu kesatuan yang tidak terbagi dalam bagian-bagian, namun pada
          kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa penggabungan itu masih sebatas pada kumpulan bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang bahan/materi pelajarannya dikurangi. Oleh karenanya, hal tersebut sebenarnya masih bersifat subject centered (berorientasi pada mata pelajaran), hanya saja telah dimodifikasi dari bentuknya yang tradisional.


      2. Kelebihan Corelated Curriculum

        Kelebihan kurikulum ini adalah :

        1. Mendukung keutuhan pengetahuan dan pengalaman belajar murid.
        2. Memungkinkan penerapan hasil belajar yang lebih fungsional
        3. Meningkatkan minat belajar siswa



      3. Kekurangan Corelated Curriculum

        Kekurangan kurikulum ini yaitu :

        1. Kurikulum masih bersifat subject centered
        2. Kurang memberikan pengetahuan yang sistematis dan mendalam.
        3. Menuntut pendekatan interdisipliner


    3. Integrated Curriculum
      1. Konsep Dasar Integrated Curriculum

        Ciri dari kurikulum ini adalah tiadanya batas atau sekat dalam mata pelajaran. Semua mata pelajaran dilebur menjadi satu dalam bentuk unit. Oleh karena itu, kurikulum ini disebut juga kurikulum unit. Integrated Curriculum tidak sekedar berupa keterpaduan bentuk yang melebur berbagai mata pelajaran, melainkan juga aspek tujuan yang akan dicapai dalam belajar.

        Melalui keterpaduan ini diharapkan pula dapat terbentuk keutuhan kepribadian anak didik yang sesuai dengan lingkungan masyarakat sehingga sekolah harus benar-benar mengajarkan sesuai dengan situasi, masalah, dan kebutuhan kehidupan di masyarakat. Adapun pemilihan masalah, terdapat dua pendapat yang saling bertentangan yaitu pendapat yang mengutamakan kepentingan masyrakat dan pendapat yang mengutamakan minat dan kebutuhan anak didik. Hal tersebut bukan hambatan, kita masih dapat mengambil jalan tengah yaitu dengan memilih yang masalah yang sesuai dengan minat dan bakat anak namun masalah tersebut memperhatikan kebutuhan sosialnya.

        Integrated Curriculum memilki karakteristik, yaitu:

        1. Merupakan kesatuan utuh bahan pelajaran.
        2. Unit disusun berdasarkan kebutuhan anak didik, yang bersifat pribadi maupn sosial.
        3. Dalam unit, anak dihadapkan pada berbagai situasi yang mengandung permasalahan yang berhubungan dengan kebutuhan sehari-hari yang dikaitkan dengan pelajaran di sekolah.
        4. Unit mempergunakan dorongan-dorongan sewajarnya pada diri anak dengan melandaskan pada teori-teori belajar.
        5. Pelaksanaan unit biasanya memerlukan waktu yang lebih lama dari pada model pelajaran biasa.


      2. Kelebihan Integrated Curriculum
        1. Segala hal yang dipelajari dalam unit bertalian erat satu sama lain, bukan sekedar fakta-fakta terpisah.
        2. Sesuai dengan teori baru yang mendasarkan pada pengalaman.
        3. Memungkinkan hubungan yang lebih erat antara sekolah dan masyarakat.
      3. Kelemahan Integrated Curriculum
        1. Tidak mempunyai organisasi yang logis dan sitematis.
        2. Para guru umumnya tidak disiapkan untuk menjalankan kurikulumdalam bentuk unit.
        3. Pelaksanaan kurikulum unit sangat memerlukan waktu, peralatan, sarana, dan prasarana yang cukup.
        4. Tidak memiliki standar hasilbelajar yang jelas, sehingga sulit mengukur kemampuan anak secara nasional.


  2. Struktur Vertikal
    1. Pelaksanaan Kurikulum dengan/dan Tanpa Sistem Kelas
      1. Sistem kelas

        Pada sistem ini penerapan kurikulum dilaksanakan melalui kelas-kelas (tingkatan) tertentu. Materi yang diajarkan pun berbeda, sesuai dengan tingkat kelasnya mapun tingkat kematangan psikologisnya. Kelebihan dari sistem kelas ini adalah memberi kemudahan dalam hal penyusunan, pengembangan, penilaian kurikulum yang digunakan, pembagian tugas guru sesuai kompetensinya, penilaian hasil belajar, sertapengaturan administrasi. Sedangkan kelemahan dari sistem kelas ini adalah efek psikologis anak (juga orang tua) yang tidak naik kelas. Pada intinya, sistem kelas menuntut penataan materi secara sistematis,logis dan teratur.

      2. Sistem tanpa kelas

        Sistem ini tidak mengenal adanya tingkat kelas-kelas tertentu. Setiap siswa bebas untuk berpindah program setiap waktu tanpa menunggu kawan-kawannya, agar dapat berpinda program tentunya dengan tes/ujian pada program yang telah ditempuh sebelumnya. Kelebihan sistem ini adalah kebebasan untuk memilih tingkat-tingkat program sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan kelemahan dari sistem ini adalah sulit ditentukan cakupan dan urutan materi setiap program untuk mencegah keterulangan bahan/materi yang sama. Guru mengalami kesulitan bila anak berpindah program dengan cara semaunya, apalagi bukan berdasarkan pada aspek kemampuan.

      3. Kombinasi antara Sistem Kelas dan Tanpa Kelas

        Dengan sistem kombinasi ini,anak yang memiliki kepandaian tinggi diberikan kesempatan untuk terus maju,tidak harus bersama teman-temannya,namun bukan berarti harus meninggalkan kelasnya sama sekali. Sistem ini sering disebut sebagai Sistem Pengajaran Modul. Dengan sistem modul,anak yang memang mampu, mempunyai kemungkinan untuk dapat lebih dahulu menamatkan sekolah dibandingkan teman-temannya.





    2. Sistem Unit Waktu

      Sistem unti waktu yang dikenal dalam pelaksanaan pendidikan adalah sistem caturwulan atau sistem semester. Dalam sistem caturwulan,satu tahun dibagi menjadi 3 unit, yaitu caturwulan I,II,dan III, yang masing-masing empat bulan. Sedangkan sistem semester dibagi menjadi 2 unit, masing-masing 6 bulan.

    3. Pengalokasian Waktu

      Pengalokasian waktu menyangkut jatah untuk masing-masing mata pelajaran dan isi program ( pokok-pokok bahasan) pada tiap tingkat sekolah.

      1. Pengalokasian waktu untuk setiap mata Pelajaran

        Ada beberapa pertimbangan dalam menentukan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran :

        1. Besar kecilnya peranan suatu mata pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
        2. Keluasan, kompleksitas, dan taraf kesulitan masing-masing mata pelajaran.
        3. Peranan mata pelajaran dalam penyiapan lulusan suatu sekolah sesuai dengan misinya.
        4. Mata pelajaran yang kurang lebih berperan sama berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas, diberi jatah waktu yang relatif sama pula.
      2. Pengalokasian waktu untuk pokok-pokok bahasan tiap mata pelajaran

        Pengalokasian waktu untuk pokok bahasan pada tiap mata pelajaran memiliki masalah yang sama dengan pengalokasian waktu untuk mata pelajaran,sehingga pertimbangannya pun didasarkan pada aspek yang sama pula, hanya saja pada pada pokok bahasan yang melibatkan aspek ranah kemapuan, misalnya kemampuan kognitif dengan keterampilan. Pada umunnya ranah keterampilan memerlukan waktu/jam yang lebih banyak dari pada ranah kognitif.


  3. Strategi Pelaksanaan Kurikulum
    1. Pelaksanaan Pengajaran

      Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan. Untuk dapatmencapai tujuan pendidikan, maka dalam pelaksanaan pembelajaran harus dilakukan pemilihan metode,dan alat/media secata tepat yang umumnya tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (seperti MSP/SatPel/RPP). Pemilihan metode erat kaitannya dengan tujuan, bahan/materi, keadaan siswa dan guru serta senantiasa memperhitungkan sarana-prasarana serta kondisi sekolah itu sendiri.

      Strategi pelaksanaan pada umunya dalam bentuk tatap muka disebuah kelas. Strategi pelaksanaan lainya adalah sistem modul dan Paket Belajar. Dengan modul ini siswa diharapkan mampu belajar sendiri berdasarkan petunjuk yang dicantumkan dalam modul,sehingga modul disusun dengan uraian dan jabaran lebih lengkap. Sedangkan paket belajar berbentuk paket-paket pelajaran lengkap dengan alat evaluasi dan umpan baliknya, biasanya digunakan untuk Program Belajar Jarak Jauh (PBJJ/PJJ).


    2. Pendekatan Keterampilan Proses

      Pendekatan keterampilan proses menekannkan terlaksananya komunikasi dua arah dalam proses pembelajaran. Adanya keterlibatan fisik dan mental menyebabkan siswa memperoleh makna pembelajaran lebih mendalam. Keterampilan "mendapatkan" pengetahuan itulah yang sangat ditekankan dalam keterampilan proses ini.

      Penerapan pendekatan ini diawali dengan "pemanasan" yakni siswa dirahkan pada pokok persoalan, dilanjutkan dengan proses mengamati, menginterprestasi, meramalkan, menemukan konsep, rencana kegiatan lanjutan, melakukan, penelitian, dan mengkomunikasikan hasil. Terlihat bahwa dalam keterampilan proses ini menekankan pada aktivitas akademik yang kental namun ditengah-tengah proses tersebut terbangun kerjasama antarindividu yang sifatnya sosial.


    3. Kegiatan Kokurikuler dan Ekstrakurikuler
      1. Kegiatan Kokurikuler

        Kegitan kokurikuler merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk lebih memperdalam dan menghayati materi pelajaran yang telah dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler disekolah, dapat dilakukan secara individu atau kelompok. Perlu diperhatikan, dalam kegiatan ini guru harus menjaga siswa agar tidak overdosis karena semua guru memberikan tugas,sehingga siswa menanggung beban yang sangat berat. Perlu koordinasi antara guru agar hal tersebut tidak terjadi.

        Hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam melaksanakan kegiatan kokurikuler ini adalah sebagai berikut:

        1. Kegiatan kokurikuler berkaitan langsung dengan kegiatan intrakurikuler dan tujuannya untuk memperdalam materi pelajaran.
        2. Tidak menimbulkan beban berlebihan bagi siswa.
        3. Tidak menimbulkan tambahan beban biaya yang dapat memberatkan siswa dan orang tuanya.
        4. Penerapannya dilakukan dengan sistem administrasi yang teratur,pemantauan dan penilaian.
      2. Kegiatan Ekstrakurikuler

        Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperluas pengetahun siswa mengembangkan nilai sikap dan menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari didalam program inti dan pilihan serta umumnya dilakukan dalam bentuk kelompok. Kegiatan ini juga memperhatikan minat dan bakat siswa dan pelaksanaannya diawasi guru dan petugas khusus yang terkait langsung dalam kegiatan ekstrakurikuler tertentu.

    4. Bimbingan Karier

      Bimbingan karier biasanya dilakukan untuk membantu siswa dalam menentukan pilihan program (bidang keilmuan) yang terkait dengan masa depannya secara tepat, dengan menekankan pada perkembangan minat dan bakatnya.

    5. Penilaian

      Penilaian dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana tujuan pendidikan telah dicapai setelah berakhirnya kegiatan pembelajaran. Penilaian ini harus bersifat objektif, menyeluruh, dan berkesinambungan. Penilaian umumnya dilakukan dalam bentuk formatif, subsumatif, sumatif. Formatif dilakukan untuk menguji/mengevaluasi penguasaan hasil belajar unit bahan/materi pelajaran tertentu. Subsumatif dilakukan dalam ruang unit materi yang lebih luas, misalnya pada tengah semester. Sedangkan penilaian sumatif mencakup keseluruhan unit, misalnya pada akhir semester.

    6. Administrasi dan Supervisi Pendidikan

      Pelaksanaan kurikulum di sekolah melibatkan banyak aspek baik yang bersifat manusia maupun material. Administrasi pendidikan mencakup keseluruhan aspek yang berhubungan dengan perencanaan dan pengaturan pendidikan secara sistematis, terinci dan terencana.

      Supervisi pendidikan merupakan bantuan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah untuk mengembangkan situasi pembelajaran yang lebih baik secara secara sistematis, demokratif, koopertif, konstruktif, dan kreatif

    ADMIN,
    HARY VAN JAVA
    PGSD BANJARMASIN ( DII-S1 )
    SEMESTER IV


    TENTANG SAYA, SILAHKAN KLIK DISINI



Previous
Next Post »
0 Komentar

Harap jangan berkomentar yang bersifat spam, yang berbau sara, kata-kata kotor, atau yang bersifat nada keras atau komentar Anda akan kami HAPUS.